Tanda Allah sayang kepada kita juga terjelma dalam ujian. Ujian pula ada yang berupa nikmat, ada juga yang berupa kehilangan nikmat. Ketika nikmat datang sedikit atau melimpah, kita diuji sabar menggunakan nikmat agar tidak tumpah barang sedikit pun nikmat itu pada jalan murka Tuhan. Kita diujia sama ada kita sanggup mengorbankan limpahan nikmat itu untuk kebahagiaan orang lain.
Saat nikmat itu ditarik, kita diuji menahan kepedihan sanubari. Kalau kita tak sabar pun nikmat itu tetap tidak muncul lagi. Jika kita bersabar, Dia akan memberi kita menjadikan kesabaran itu sebagai nilai yang ditebus dengan dosa-dosa lalu. Sabar atau tak sabar , tetap sahaja nikmat itu tidak kembali kepada kita. Adakalanya, nikmat yang hilang kembali kepada kita berkat kesabaran kita.
Jiwa yang sabar dalam menghadapi kepedihan akibat kehilangan nikmat, akan mampu tersenyum dalam kesakitan. Senyumlah menahani kesakitan, tapi bukan untuk berpura-pura. Tiada pura-pura yang sedap dirasa. Senyumlah dengan ikhlas atas kemenangan mengatasi keperitan hati yang menanti siraman sabar untuk melenyapkan hiba.
No comments:
Post a Comment